Hutan Akara, sebuah hutan yang menjadi perbatasan antara wilayah Kerajaan Surayana dan Samarana, terkenal angker dan berbahaya bagi kebanyakan orang, tetapi tidak bagi seorang pemuda yang kini tengah memanggang ayam untuk makan siangnya. Baru saja pemuda itu hendak menyantap makanannya, telinganya menangkap suara keributan. Ia melirik dan memicingkan matanya untuk sesaat, kemudian menggelengkan kepalanya.
Tak jauh dari tempat pemuda itu, tiga wanita sedang berlari dikejar sekelompok orang bertopeng. Sesekali, seorang dari kelompok bertopeng itu menembakkan panah, pisau, atau tombak ke arah para wanita yang mereka kejar. Namun, dua di antara tiga wanita itu, yang tampaknya memiliki keahlian bela diri yang cukup mumpuni, selalu bisa menangkis serangan-serangan itu dengan pedang mereka. Jelas sekali bahwa keduanya berusaha mati-matian untuk melindungi wanita yang satu lagi.