sastra menurut para ahli

Sastra Menurut Para Ahli

Kita pernah membahas tentang pengertian sastra. Namun, ketika itu kita belum membicarakan bagaimana para ahli memberikan pandangannya tentang apa itu sastra. Maka, kali ini kita akan mengintip beragam arti sastra menurut para ahlinya.

Sebelum itu, saya memastikan agar pembaca tidak salah paham dan menganggap bahwa pendapat para sastrawan ini adalah mutlak. Sebab, pandangan-pandangan tersebut pastilah lahir berdasarkan latar belakang dan gaya mereka masing-masing. Untuk itu, pada lain kesempatan, saya akan mencoba menyajikan pula bagaimana pendapat dari para sastrawan Indonesia.

Sastra menurut Para Ahli

William Wimsatt dan Monroe C. Beardsley:

Dalam teori sastra, Wimsatt dan Beardsley menyatakan bahwa sastra adalah karya seni verbal yang mengandung makna estetika yang otonom. Juga, mereka mengatakan bahwa sastra membutuhkan bentuk penafsiran khusus yang terpisah dari pertimbangan nilai moral atau fungsi praktis.

Terry Eagleton:

Ahli sastra kontemporer ini mendefinisikan sastra sebagai representasi imajiner dari realitas. Menurutnya, sastra melibatkan bahasa dengan penggunaan kreatif dan estetis untuk menciptakan pengalaman estetika.

M.H. Abrams:

Menurut Abrams, sastra adalah karya-karya tertulis yang memiliki nilai artistik dan keindahan. Tentunya, hal ini sangat berbeda dari tulisan-tulisan ilmiah atau teks-teks yang berorientasi pada fungsi praktis.

Sastra menurut Para Ahli

Northrop Frye:

Ahli sastra terkenal ini menyatakan bahwa sastra adalah ekspresi imajinatif dari kehidupan manusia dan dunia. Baginya, sastra menggambarkan konflik manusia melawan kekuatan-kekuatan lainnya dan mencerminkan berbagai aspek kehidupan manusia.

Rene Wellek dan Austin Warren:

Menurut keduanya, sastra merupakan bentuk imajinatif atau kreatif dari bahasa yang memiliki nilai estetika. Sastra juga memiliki fungsi sebagai penyalur ekspresi seni dan emosi manusia.

Sastra Menurut Para Ahli

Roman Ingarden:

Sastrawan Jerman ini menganggap sastra sebagai karya yang mandiri dan otonom, yang menciptakan dunia khayalan. Iser berpandangan bahwasanya dunia khayalan ini berdiri sendiri dan memiliki efek estetis pada pembaca.

Wolfgang Iser:

Iser menyatakan bahwa sastra adalah “tekstualisasi” pengalaman. Menurutnya, sastra merupakan tempat di mana makna dan pemahaman sastra berasal dari interaksi antara teks dan pembaca.

Demikianlah, pengertian sastra dari para ahli tersebut menunjukkan bahwa sastra adalah bentuk seni yang menggunakan bahasa secara kreatif untuk menyampaikan pengalaman, emosi, dan makna estetis. Karenanya, Sastra memainkan peran penting dalam mencerminkan dan menginterpretasikan dunia manusia dan memiliki nilai budaya dan intelektual yang tinggi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *