Dalam berkomunikasi, pembaca sekalian pasti sering menemui banyak perbedaan dengan lawan bicara. Biasanya, kita akan langsung menyadari bahwa gaya berbicara seseorang yang berkomunikasi dengan kita berbeda dengan orang lainnya. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena berkaitan erat dengan identitas dan latar belakang orang yang berkomunikasi dengan kita tersebut. Singkatnya, pengalaman seperti yang tersebut di atas akan mengantar kita pada pembicaraan mengenai variasi bahasa berdasarkan penutur.
Pengertian Variasi Bahasa Menurut Para Ahli
Variasi bahasa merupakan perbedaan dalam cara berkomunikasi, baik lisan maupun melalui tulisan yang muncul di antara individu atau kelompok dalam satu bahasa. Kini, mari kita menyimak pengertian variasi bahasa berdasarkan pandangan para ahli.
Daftar Isi
Harimurti Kridalaksana menyatakan bahwa variasi bahasa adalah wujud konkret pemakaian bahasa dalam situasi tertentu oleh penutur tertentu. Biasanya, variasi ini mencakup dialek, ragam bahasa, register, dan gaya bahasa. Lalu, Dalam buku yang berjudul Analisis Bahasa, Samsuri menjelaskan bahwa variasi bahasa merupakan perbedaan penggunaan bahasa karena berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, dan lingkungan geografis.
Kemudian, Abdul Chaer mengatakan bahwa variasi bahasa berlangsung karena adanya keragaman sosial, regional, dan situasional di dalam masyarakat. Juga, menurut Chaer, variasi bahasa dapat berbentuk dialek, idiolek, kronolek, dan sosiolek. Di sisi lain, Ralph Fasold menyebutkan bahwa variasi bahasa mencakup variasi regional, sosial, dan fungsional. Ia berfokus pada bagaimana variasi tersebut muncul dalam penggunaan sehari-hari dan mendapat pengaruh dari interaksi sosial.
Berikutnya, Joshua Fishman memaparkan variasi bahasa sebagai hasil dari dinamika sosial dan budaya dalam suatu masyarakat. Ia mengkaji bagaimana bahasa beradaptasi dengan kebutuhan komunikasi yang berbeda-beda dalam komunitas multibahasa. Lalu, Janet Holmes mengidentifikasi variasi bahasa dari perspektif gender. Contohnya, pria dan wanita mungkin menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang berbeda sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan beberapa hal mengenai variasi bahasa ini. Pertama, penutur merupakan faktor yang paling memengaruhi eksistensi variasi bahasa. Sebab, selain latar belakang, banyak hal lain yang menjadikan seorang penutur bahasa memiliki semacam aksen atau gayanya sendiri. Ketiga, pendapat dari para ahli bahasa tersebut juga mengantarkan kita pada beberapa istilah yang berhubungan dengan variasi bahasa berdasarkan penutur bila kita meninjaunya lebih lanjut.
Faktor-Faktor dari Penutur yang Memengaruhi Variasi Bahasa
Usia
Generasi yang lebih tua memiliki cara berbicara yang berbeda dengan generasi yang lebih muda. Biasanya, Generasi muda cenderung menggunakan istilah dan gaya bahasa baru. Mungkin, tidak semua geenrasi yang lebih tua mengenal istilah maupun gaya bahasa yang baru tersebut. Singkatnya, Anak-anak, remaja, dan orang dewasa memiliki variasi bahasa yang berbeda berdasarkan tahap perkembangan linguistik dan kognitif mereka.
Jenis Kelamin
Penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita seringkali memiliki cara berbicara yang berbeda. Misalnya, wanita lebih sering menggunakan bentuk bahasa yang sopan dan lebih mendetail dalam deskripsi. Namun, pria mungkin menggunakan bahasa yang lebih lugas atau to the point.
Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi penggunaan bahasa. Biasanya, mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal dan kompleks. Hal ini pasti berbeda bila kita membandingkannya dengan mereka berlatar belakang pendidikan yang lebih terbatas.
Status Sosial dan Ekonomi
Orang dari kelas sosial yang berbeda seringkali menunjukkan variasi dalam dialek, pilihan kata, dan gaya bicara. Misalnya, kelas sosial menengah ke atas mungkin menggunakan bahasa yang lebih formal. Sebaliknya, penutur dari kelas sosial pekerja memiliki gaya bicara yang lebih santai dan lepas.
Etnis dan Budaya
Kelompok etnis dan budaya tertentu memiliki variasi bahasa yang unik yang menunjukkan pengaruh sejarah, tradisi, dan nilai-nilai budaya mereka. Misalnya, bahasa Inggris Vernakular Afrika-Amerika (AAVE) memiliki karakteristik fonologis, morfologis, dan sintaksis yang berbeda dari bahasa Inggris Standar Amerika.
Geografi
Wilayah geografis tempat penutur tinggal juga dapat menjadi penyebab timbulnya variasi bahasa. Biasanya, setiap daerah memiliki dialek regional yang mencerminkan pengucapan, kosakata, dan tata bahasa yang berbeda.
Komunitas Bahasa dan Identitas
Orang yang tergabung dalam komunitas sosial, seperti komunitas penggemar olahraga, komunitas agama, atau komunitas profesional, kerap kali memiliki jargon tertentu. Atau, mereka akan memiliki istilah khusus yang mencerminkan identitas dan hubungan mereka.
Gaya Hidup dan Pengalaman
Penutur yang sering berpindah tempat atau memiliki pengalaman hidup yang beragam mungkin memiliki variasi bahasa yang mencerminkan berbagai pengaruh linguistik yang mereka temui. Tentunya, hal ini berbeda dengan penutur yang memiliki ruang lingkup mobilitas terbatas.
Istilah-Istilah dalam Variasi Bahasa Berdasarkan Penutur
Dialek
Dialek merujuk pada variasi bahasa yang terjadi di dalam suatu bahasa yang sama, tetapi memiliki perbedaan dalam pengucapan, kosakata, tata bahasa, atau intonasi. Umumnya, faktor geografis seperti perbedaan wilayah merupakan penyebab terbentuknya dialek. Contohnya, bahasa Indonesia memiliki dialek Jawa, dialek Minangkabau, atau dialek Betawi. Setiap dialek trsebut mengandung ciri khasnya sendiri dalam hal pengucapan dan kosakata.
Idiolek
Idiolek mengacu pada variasi bahasa yang spesifik untuk individu tertentu. Setiap orang memiliki idioleknya sendiri, yang mencerminkan gaya berbicara, preferensi kosakata, atau penggunaan tata bahasa yang khas. Idiolek dapat dipengaruhi oleh latar belakang sosial, pendidikan, atau pengalaman individu. Misalnya, seorang remaja mungkin memiliki idiolek yang berbeda dengan seorang orang dewasa atau seorang profesional.
Sosiolek
Sosiolek merupakan variasi bahasa yang terkait dengan kelompok sosial tertentu, seperti suku, kelas sosial, atau komunitas tertentu. Hal ini mencerminkan pengaruh faktor sosial, budaya, dan identitas dalam penggunaan bahasa. Contohnya, bahasa perkuliahan, bahasa remaja, atau bahasa komunitas etnis tertentu. Sosiolek dapat mencakup kosakata, tata bahasa, intonasi, dan gaya berbicara yang khas untuk kelompok sosial tersebut.
Kronolek
Kronolek menunjuk pada variasi bahasa yang terjadi seiring waktu. Bahasa memiliki perubahan yang terjadi seiring dengan perubahan zaman, seperti perubahan dalam kosakata, pengucapan, dan tata bahasa. Variasi bahasa yang terjadi dalam waktu tertentu dapat disebut sebagai kronolek. Contohnya, perbedaan antara Bahasa Indonesia yang digunakan pada era kolonial dengan Bahasa Indonesia yang digunakan saat ini. Perubahan bahasa sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial, teknologi, dan perubahan budaya.
Demikianlah pembicaraan mengenai variasi bahasa berdasarkan penutur dalam tulisan kali ini. Tentunya, pembaca sekalian dapat menemukan banyak hal yang mungkin saja masih memerlukan perbaikan. Untuk itu, sebagai penulis, saya hanya bisa memohon maaf dan berterima kasih atas koreksi maupun masukan lain yang dapat menambah pemahaman kita semua mengenai bahasa.